Dalam rangka menjalankan misi dakwah hinggah ke daerah pelosok, kali ini Tim Dakwah Transformatif Laznas DPF mengadakan perjalanan dakwah ke Pakpak Bharat.
Kegiatan dakwah kali pertama diselenggarakan melalui Kajian Subuh yang dilaksanakan di Masjid Attawabin Sosor, Salak-Pakpak Bharat (Rabu, 27/10)
Kajian Subuh dibawakan oleh KH. Wahfiudin Sakam, muballigh nasional yang terkenal dengan perjalanan spiritual ke pelosok-pelosok daerah dengan pembahasan mengenal diri, menggapai Ilahi.
Disampaikan KH. Wahfiudin kepada puluhan masyarakat yang hadir, jika memiliki ide gagasan yang baik, jangan menyuruh orang lain. Mulailah dengan nafsumu.
Nafsu atau Nafs disini bukan bermakna negatif, melainkan bermakna diri, karena Nafs dalam Bahasa Arab artinya adalah diri.
“Selama ini arti nafsu kerap disalahfahami. Padahal sejatinya nafs adalah diri. Hanya saja pada hakikatnya, nafsu disini ada yang baik dan ada juga yang buruk,” jelas KH Wahfiudin.
Dijelaskannya lebih mendetail, justru dorongan untuk ke arah yang lebih negatif, istilah yang tepat adalah Hawa, yang dari Bahasa Arab artinya jatuh. Dimana ada kecenderungan menuju yang rendah.
Seperti petikan dari QS An- Naazi’at : 40-41 “Dan orang orang yang takut akan naqam Tuhannya, lalu menahan diri dari hawa.”
“Sehingga keliru jika makna Nafs diartikan negatif. Melainkan hawa-lah yang memiliki makna yang tidak baik,” ujar KH Wahfiudin Sakam.
Selanjutnya, Wahfiudin menjelaskan salah satu upaya untuk menggapai ilahi adalah dengan memahami makna qalbu di dalam diri.
Qalbu sendiri ada dua istilah yakni qalbu basyar dan qalbu ruh. Sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia sehat, sehatlah jasad seluruhnya. Jika ia rusak, maka rusak jugalah jasadnya. Gumpalan daging itu adalah qalbu
“Qalbu disini bukan hati, karena hati dalam Bahasa Arab adalah Kibdun. Lantas apa qalbu? Qalbu adalah jantung, dan makna yang tepat disini adalah qalbu basyar (qalbu yang berada di badan),” Jelasnya.
Jika kita kaitkan dengan ruh, ada istilah qalbu ruh. Sesungguhnya orang yang beriman itu kalau berdosa maka akan terbentuk bercaan hitam di qalbu. “Semakin banyak berbuat dosa, semakin hitamlah qalbu dalam ruhnya,” kata Wahfiudin.
Maka, untuk menggapai ilahi, bersihkanlah qalbu kita dengan dzikir. “Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah berinteraksi dengan manusia melalui qalbunya” (QS Al-Anfal : 24)
Kajian Subuh yang diinisiasi oleh Laznas DPF ini turut dihadiri oleh Wakil Bupati Pakpak Bharat, Dr. Mutsyohito Solin M.Pd.