Pemkab Pakpak Bharat Gandeng Laznas DPF untuk Program Pengembangan Guru

Berdasarkan data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2020, Pakpak Bharat berada di posisi ke 28 dari 33. Dari sisi kualitas pendidikannya sendiri, hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) menunjukkan rata-rata 43-47 dengan nilai minimal nasional 60.

Berdasarkan kondisi tersebut, Pemerintahan Kabupaten Pakpak Barat tahun ini menggandeng Laznas DPF untuk mengadakan pelatihan kualitas peningkatan guru melalui Teacher Competency Development Program (TCDP). Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU di Gedung Nusantara Kantor Bupati, Kamis (28/10).

MoU dilakukan antara Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor yang penandatanganannya diwakili oleh Wakil Bupati Dr. H. Mutsyuhito  Solin M.Pd dengan Ketua Dewan Pembina Laznas DPF, Hj. Debby F.L Pane MBA, dihadiri jajaran pemkab dan juga tim dari Laznas DPF.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Dr. H. Mutsyuhito  Solin M.Pd mengatakan, saat ini Pemkab. Pakpak Bharat sedang konsentrasi  terhadap peningkatan mutu SDM termasuk tenaga pendidik di dalamnya. “Kami percaya Laznas DPF bisa menjadi mitra strategis kami dalam peningkatan mutu guru. Dengan rekam jejak Laznas DPF melalui TCDP sejak tahun 2011 melatih guru-guru di daerah, ini menjadi semangat bagi kami dalam meningkatkan kompetensi guru,” ujarnya.

Menyambut hal tersebut, mewakili Laznas DPF, Dewan Pengawas Syariah DPF KH Wahfiudin Sakam SE., MBA, menjelaskan bahwa era teknologi saat ini memang membuat semua lini harus siap dan adaptif  dalam perkembangan teknologi. “TCDP sejak awal dikonsep untuk menjadi training centre yang fokus kepada pengembangan guru. Sejak 2011 sampai 2019 kami sudah melatih 4.000 lebih guru di berbagai kabupaten  dan provinsi di Indonesia. Alhamdulillah 2020, kami terpilih sebagai organisasi di Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi oleh Kemendikbud RI,” jelasnya.

Untuk pelaksanaan TCDP di Pakpak Bharat, secara perdana akan dilakukan di dua sekolah pada Desember 2021, dimana setiap sekolah akan diikuti oleh 20 orang guru. M. Irpan Syahputra, selaku Koordinator Lapangan TCDP, menjelaskan setiap sekolah akan dilatih selama 100 Jam Pertemuan (JP) oleh tiga orang trainer di setiap sekolah. “Setelah 100 JP, para guru akan kami dampingi hingga penerapannya di sekolah masing-masing. Kami juga berharap ini dapat menumbuhkan skill yang lebih optimal dalam proses kegiatan belajar mengajar, baik itu untuk guru hingga ke siswa,” jelas Irpan.

Secara terpisah, CEO Laznas DPF Ardian Ramadani Pulungan, menyampaikan bahwa TCDP merupakan program yang menjawab tantangan zaman. “Program ini bergerak sejak 2011. Awalnya dipandang sebelah mata, karena para pendidik belum menyadari bahwa buta abad 21 yang sesungguhnya adalah ketika belum melek akan teknologi. 2020, tanpa kita duga pandemi terjadi, proses belajar pun berubah. Alhamdulillah TCDP sudah bergerak sejak awal,” paparnya.

TCDP sendiri memiliki misi untuk mewujudkan Indonesia Terdidik TIK yang sudah menjalankan misinya di Jakarta, Semarang, Pekalongan, Tasikmalaya, Kota Medan, Deli Serdang, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan, Gunung Sitoli, Simelue, Singkil hingga Pesisir Selatan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *