Menghidupkan Masjid sebagai Ruang Teduh Literasi

Bagi sebagian orang, Surau ataupun Masjid bukan hanya sebatas tempat untuk melaksanakan sholat. Ia juga tempat teduh yang menjadi pilihan tepat untuk berdiskusi, refleksi, dan sekaligus menjadi ruang musyawarah/mufakat beragam isu sosial, pendidikan, dan (tentu saja) keagamaan.

Menurut sejarahnya, Masjid pertama di dunia adalah Masjid Quba yang dibangun saat perjalanan hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah pada abad ke-6 Masehi.

Dalam jurnal studi Arsitektur yang ditulis oleh Nur Rahmawati Syamsiyah dan Suharyani dari Fakultas Teknik UMS, dijelaskan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah manusia pertama yang meneladani, memperluas, dan memperkaya fungsi Masjid. Sebagai contoh, Masjid Nabawi merupakan pusat kegiatan pemerintahan dan jantung kota Madinah saat itu, ia juga digunakan untuk diskusi perencanaan kota dan untuk mengadakan perjanjian kerjasama.

Masih dalam jurnal yang sama, dijelaskan bahwa setelah Nabi wafat, Masjid Nabawi tetap dijadikan sebagai pusat kegiatan para Al-Khulafa Al-Rasyidun sepanjang tahun 632-660. Peran Masjid sepeninggal Rasulullah diperluas sebagai pusat pertemuan para sahabat dan pemimpin Muslim, pusat dakwah bagi kaum mualaf dalam pendidikan Islam. Dari sanalah penguatan peran Masjid sebagai sentra pelayanan pendidikan dan penyebaran keilmuan yang bernuansa Islam dimulai.

Maka kini, dengan membuka akses dan ruang literasi yang nyaman bagi anak-anak hingga remaja, terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan sekolah secara formal, agaknya tidak mustahil bila Masjid-dengan beragam fasilitas yang lengkap, dapat juga membantu pemulihan sumber daya manusia di sekitarnya.

Anak-anak dan remaja sebagai generasi penerus dapat memiliki pengalaman belajar yang nyaman, khusyu’, dan kelak diharapkan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara keilmuwan, tapi juga memiliki adab perilaku teladan. Usaha-usaha untuk terus menghidupkan Masjid untuk sarana literasi ini, juga merupakan hasil refleksi dari Safari Dakwah LAZNASDPF ditahun ini. Dimana dalam kunjungan ke beragam Masjid, kami menemui anak-anak dan remaja yang memiliki antusias tinggi untuk belajar.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *